Sebulan lalu, buku narasi memori "Ada Aku di antara Tionghoa dan Indonesia" mendapat sambutan luar biasa dari publik. Buku ini berisi kumpulan kisah duka dan suka cita 73 penulis. Mereka juga menyisipkan mimpi Indonesia yang lebih toleran terhadap Tionghoa. Kehadiran buku itu sekaligus memprovokasi hasrat banyak orang untuk menulis kisahnya sendiri, agar kelak menjadi pelajaran bagi peradaban Indonesia yang perlahan mulai agak rasis. Kami mengundang semua pihak untuk terlibat menulis di proyek narasi memori Tionghoa jilid II. Syaratnya? Tulisan merupakan kisah nyata pengalaman penulis saat berinteraksi dengan identitas Tionghoa. Kami ingin pembaca bisa belajar langsung dari pengalaman penulis, baik sebagai Korban maupun Pelaku. Panjang tulisan 900 hingga 1.300 kata, tunduk pada kaidah berbahasa Indonesia yang benar, memakai pola 5W+1H, dan belum pernah diterbitkan sebelumnya. Batas akhir pendaftaran 22 Mei namun bisa ditutup sewaktu-waktu jika kuota 50 penulis telah